Universitas Brawijaya terus aktif berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas lingkungan hidup. Untuk mewujudkan hal tersebut Universitas Brawijaya meluncurkan Program Dosen Berkarya (Dokar) yang dilakukan bersama dengan mitra baik instansi pemerintah maupun instansi swasta berskala nasional maupun internasional.

Tahun 2022, Program Studi Ilmu Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap, Sendang Biru, Kabupaten Malang yang berada dibawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur. Kegiatan yang dilakukan ini mengangkat tema “Detasering dan Bimbingan Teknis Monitoring Sampah Laut”. Sejumlah dosen dan mahasiswa Ilmu Kelautan terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan selama periode Oktober sampai Desember 2022. Dosen yang terlibat yaitu Ade Yamindago, S.Kel, M.P, M.Sc, Ph.D (Ketua Pelaksana), Defri Yona, S.Pi, M.Sc. Stud., D.Sc (Anggota), Rarasrum Dyah Kasitowati S.Kel, M.Si, M.Sc (Anggota), M. Arif As’adi, S.Kel, M.Sc (Anggota), Citra Satrya Utama Dewi, S.Pi, M.Si (Anggota), Dian Aliviyanti, S.Si, M.Si (Anggota), dan sembilan mahasiswa Ilmu Kelautan yang melakukan penelitian.

Dalam kegiatan Program Dokar ini, para staf yang berasal dari UPT PPP Pondokdadap, CMC Tiga Warna, Satpol Air Sendangbiru, POS TNI AL Sendangbiru, BKSDA Resort Pulau Sempu, Syahbandar Perikanan, Satuan PSDKP Malang, UPTD TPI Kabupaten Malang, Kelompok Nelayan Rukun Jaya, Bakti Alam Sendangbiru, dan DLH Kabupaten Malang diberikan pengetahuan teoritis mengenai metode monitoring sampah laut yang disampaikan oleh  Defri Yona, S.Pi, M.Sc. Stud., D.Sc yang dilaksanakan pada 9 November 2022 di UPT PPP Pondokdadap, Sendangbiru. Selanjutnya, dilaksanakan pelatihan monitoring sampah laut pada 23 November 2022 di area Pelabuhan Pondokdadap, dan presentasi hasil pelatihan monitoring sampah laut serta hasil-hasil penelitian mahasiswa dilaksanakan pada 13 Desember 2022 secara daring. Didapatkan hasil monitoring sampah yang didominasi dengan sampah plastik kemasan makanan dan puntung rokok. Hal tersebut dikarenakan daerah pelabuhan dan Pantai Sendangbiru dekat dengan pemukiman penduduk.