Sesuai dengan program riset oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) menuju Pusat Unggulan Ipteks (PUI) perikanan dan kelautan di Indonesia, FPIK UB meluncurkan hibah riset berbasis komoditas dengan output berupa roadmap riset komoditas. Salah satu tim komoditas, yaitu tim komoditas pariwisata bahari, mengadakan Forum Group Discussion (FGD) dengan mengangkat tema “Persimpangan Pengelolaan Wisata Bahari (Mass Tourism and Ecotourism) di Indonesia” pada Jumat, 15 September 2023.

Bertempat di Ruang Sidang Lantai 8 Gedung Utama FPIK UB, kegiatan diskusi publik ini menghadirkan 3 narasumber yaitu Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D., Prof. Dr.Eng. Didik Rahadi Santoso, M.Si., dan Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc., dengan dimoderatori oleh Ir, Sukandar, MP.

Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D mengatakan untuk membangun suatu kawasan ekowisata, pemangku kepentingan harus dapat membangkitkan industri wisata yang sesuai dan linier dengan gagasan hidup berkelanjutan. Prof. Luchman yang menjabat sebagai Ketua LPPM UB saat ini menyatakan bahwa, “LPPM UB juga memiliki rencana riset untuk membangun suatu kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang dibangun berbasis ekosistem. Sehingga rencana FPIK UB dalam melakukan program riset berbasis komoditas ini sangat diapresiasi dan bersinergi dengan tujuan LPPM UB.”

Prof. Luchman memaparkan, prinsip dasar ekowisata berdasarkan International Ecotourism Society adalah ekowisata harus mendukung pelestarian alam dan ekosistem, yang kedua adalah ekowisata harus memberdayakan komunitas lokal dengan melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengelolaan, dan manfaat ekonomi dari aktivitas ekowisata, yang ketiga ekowisata harus memberikan pengalaman yang mendalam dan bermakna bagi wisatawan, memungkinkan wisatawan untuk terhubung dengan alam dan budaya setempat dan yang terakhir adalah ekowisata harus mengedukasi wisatawan tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya. Jika diaplikasikan untuk konsep pembangunan ecotourism di kawasan Malang Selatan, sebaiknya prinsip-prinsio dasar tersebut harus dipertimbangkan.

Sementara itu, Prof. Dr.Eng. Didik Rahadi Santoso, M.Si. memaparkan konsep ekowisata jika dilihat dari aspek geowisata, yaitu wisata alam berbasis geologi dengan mengedepankan prinsip konservasi dan berkelanjutan. Prof. Didik menerangkan, “Dalam rangka memanfaatkan peluang investasi sektor pariwisata yang secara prospektif dapat menguntungkan, maka diperlukan juga adanya pengembangan kawasan geopark wilayah selatan jawa timur agar dapat menjamin berlangsungnya kegiatan pariwisata yang berkelanjutan.”

Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc memaparkan tentang perubahan perilaku hewan di dalam kawasan konservasi, yang berpengaruh dari bertambahnya jumlah wisatawan yang lebih besar pada kawasan ekowisata tersebut. Dengan perubahan perilaku hewan di kawasan tersebut, dapat mempengaruhi existential crisis hewan tersebut di waktu jangka panjang.

Hal-hal dalam pembahasan diskusi ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan dalam penyusunan roadmap riset wisata bahari oleh FPIK UB kedepannya. [YFS]