Pada hari Selasa, 25 Juni 2024, di Ruang Exhibition lantai 1 Gedung Utama Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB), digelar acara kuliah tamu dengan tema Budaya Bahari yang dipandu oleh Dr. Agus Suherman, S.Pi., M.Si., Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Acara ini merupakan bagian dari dukungan terhadap visi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia untuk mewujudkan sektor kelautan dan perikanan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional. Dalam acara ini diikuti oleh 40 mahasiswa dari program studi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan FPIK UB.

Acara dimulai dengan sambutan dari Dekan FPIK UB, Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si., yang mengharapkan kunjungan Dr. Agus Suherman ini akan membuka wawasan tentang isu-isu nasional dan potensi serta peluang di sektor perikanan dan kelautan Indonesia.

Dalam sesi paparannya, Dr. Agus Suherman mengangkat tema tentang Budaya Bahari. Beliau mengemukakan bahwa suasana dan situasi apapun sangat dipengaruhi oleh budaya. Budaya bukan sekadar hal yang kita pikirkan, tetapi juga yang kita lakukan sehari-hari. Lebih dari sekadar seni seperti tari-tarian, budaya mencakup berbagai aspek kehidupan. Lebih lanjut, beliau menjelaskan perkembangan terkini terkait isu nasional, dimana Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang menggalakkan kebijakan Ekonomi Biru (Blue Economy), dengan tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim global. Kebijakan ini dirancang untuk mendukung keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sektor tersebut. Selain itu, tantangan utama yang dihadapi hingga tahun 2050 adalah bagaimana Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan global akan pangan. Karena persaingan di masa depan akan berpusat pada pengelolaan sumber daya alam, terutama dalam hal produksi pangan dari sumber hewan maupun ikan.

Dr. Agus Suherman juga mengapresiasi para peserta kuliah tamu yang menunjukkan antusiasme tinggi, yang menandakan sikap budaya yang positif. Beliau menekankan bahwa kehadiran fisik, kehadiran hati, dan pikiran para peserta sangat penting dalam membuat acara perkuliahan menjadi efektif dan bermanfaat. Beliau juga menyoroti bahwa 80% keberhasilan sebuah perusahaan, organisasi atau bangsa ditentukan oleh budaya yang ada. Ini mencakup antusiasme, semangat, disiplin, dan nilai-nilai lain yang menjadi bagian dari budaya yang harus dijaga dan diimplementasikan setiap hari. [ALF/YFS]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *