Pengelolaan ekowisata mangrove membutuhkan upaya keberlanjutan yang tidak hanya berfokus pada pelestarian ekosistem, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Salah satu cara untuk mendukung keberlanjutan tersebut adalah dengan mencarikan sumber penghasilan tambahan bagi pengelola ekowisata. Dalam konteks ini, pengembangan ekonomi kreatif melalui produk batik dengan motif khas ekosistem mangrove dapat menjadi salah satu alternatif yang potensial.
Pada tanggal 15 September 2024, telah dilaksanakan pelatihan membatik bagi pemandu wisata dan pengelola Wisata Alam Edukasi Mangrove Cisiu di Desa Pangkah Kulon, Ujungpangkah, Gresik. Pelatihan ini diikuti oleh 10 peserta yang terdiri dari pemandu wisata dan pengelola kawasan wisata tersebut. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan judul “PKM Pemberdayaan Pengelola Mangrove Melalui Program Paket Eduwisata bagi Pengunjung sebagai Income Generating untuk Keberlanjutan Pengelolaan Mangrove Edupark Pulau Cisiu.” Kegiatan ini diketuai oleh Mochamad Arif Zainul Fuad S.Kel., M.Sc. dengan anggota Prof. Dr. Ir. Pudji Purwanti, M.P., Ledhyane Ika harlyan, S.Pi., M.Sc., Ph.D. Selain itu juga melibatkan 4 mahasiswa yaitu Nuril Haq Bilqishima Masdian, Rachmat Ramadhan Prasetio, Valeryan Ramana Putra, dan Aulia Intan Rahmanissa. Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek.
Pelatihan dipandu oleh Ibu Maria Cecilia, seorang pelatih batik berpengalaman dan pemilik Sanggar Lembayung Batik dari Malang, yang telah memberikan pelatihan membatik bagi berbagai kalangan. Pada kegiatan ini, peserta dilatih untuk membuat batik dengan motif yang terinspirasi dari ekosistem Mangrove Cisiu, seperti ikan Glodong, kepiting, dan pohon mangrove. Motif-motif ini dipilih untuk menggambarkan kekayaan flora dan fauna yang ada di kawasan mangrove, sekaligus menguatkan identitas lokal dalam produk batik yang dihasilkan.
Selama pelatihan, peserta mempelajari teknik dasar membatik, meliputi tahapan mencanting, penerapan lilin malam, hingga pewarnaan menggunakan pewarna batik sintetis. Setiap peserta diarahkan untuk menggambar motif yang sesuai dengan tema ekosistem mangrove di atas kain dan dilatih dalam teknik pewarnaan yang tepat untuk menghasilkan pola yang jelas dan artistik. Selain keterampilan teknis, peserta juga mendapatkan pemahaman tentang potensi batik sebagai produk ekonomi kreatif yang dapat mendukung keberlanjutan ekonomi pengelola ekowisata.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dengan menyediakan peluang ekonomi baru bagi pengelola Mangrove Edupark Pulau Cisiu. Melalui pembuatan batik dengan motif khas mangrove, diharapkan para pengelola dapat menciptakan produk bernilai tambah yang menarik bagi pengunjung, sehingga bisa menjadi sumber pendapatan tambahan. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan kreatif, tetapi juga pada peningkatan keberlanjutan ekonomi lokal, yang akan mendukung kelestarian ekosistem mangrove secara lebih menyeluruh. [MAZ]
Video kegiatan: