
FPIK UB telah melakukan proses akreditasi internasional AQAS yang mensyaratkan progam studi melakukan evaluasi kurikulum untuk mendekatkan lulusan pada dunia kerja yang sesungguhnya. Oleh karena itu, atas tindak lanjut dari evaluasi panel expert AQAS, prodi magister Budidaya Perairan (MBP) mengadakan kegiatan analisa dan restrukturisasi kurikulum pada Jum’at (22/09/2029) dengan melibatkan stakeholder, alumni dan mahasiswa aktif prodi MBP.
Stakeholder yang hadir pada kegiatan ini antara lain Dr. Ahmad Shofy Mubarak (Dosen FPIK Universitas Airlangga), Dewi Nur Setyorini, M.Ling (Ka. Cabang Dinas Situbondo, DKP Prov. Jatim), Assoc. Prof. TS. Dr. Nurul Huda (Faculty of Sustainable, Universiti Malaysia Sabah). Sedangkan jajaran alumni yang hadir adalah Jefri Anjaini, MP (Dosen Unsoed), Yovan Endik (Staf Cabang Dinas Situbondo, DKP Prov. Jatim) dan mahasiswa prodi MBP adalah Hendra, S.Pi, Nadia Dara Panggitawati, S.Pi, Khibar Syiar Muhammad, S,Pi.
Pada sesi sambutan sekaligus pembukaan, Wakil Dekan Bidang Akademik, Prof. Dr.Sc. Asep Awaludin Prihanto menyatakan bahwa perubahan signifikan pada prodi MBP ini bahwa syarat lulus mahasiswa prodi MBP dari yang sebelumnya berjumlah 48 sks bertambah menjadi 54 sks.
Sesi selanjutnya adalah pembahasan hasil dari evaluasi akreditasi internasional AQAS. Respon dari panel expert AQAS yang pertama adalah, bebas tesis yang hanya 35 sks tidak seharusnya ditempuh selama 2 semester. Yang kedua, bagaimana mengatasi kesenjangan pengetahuan mahasiswa yang beragam (mahasiswa berasal dari prodi non BP) yaitu dengan mengadakan matrikulasi mengenai general aquaculture meliputi materi tentang penyakit, nutrisi, produksi dan lingkungan budidaya. Yang ketiga adalah fokus keilmuan dari prodi magister BP. Respon keempat adalah target job market yang sesuai dengan keunggulan prodi magister BP yaitu sustainable aquaculture dengan 4 pilar ranah keilmuan (penyakit, nutrisi, produksi, lingkungan budidaya).
Assoc. Prof. TS. Dr. Nurul Huda memberikan pendapat bahwa perlu dipertimbangkan untuk memasukkan mata kuliah aquaculture research dan aquaculture business, karena sesuai dengan visi misi prodi MBP dan kaitannya dengan entrepreneurial university. Permasalahan lulus tepat waktu karena kendala jurnal yang belum terpublikasi juga harus menjadi perhatian tim kurikulum prodi MBP sebagai bahan review restrukturisasi kurikulum.
Sedangkan Dewi Nur Setyorini, M.Ling memberikan masukan bahwa kegiatan praktikum lapang perlu ditambah terkait communication soft skill yang perlu dimiliki oleh lulusan prodi MBP untuk kesiapan dunia kerja.
Dr. Ahmad Shofy Mubarak mengatakan bahwa salah satu kendala yang menjadi perhatian adalah kelulusan mahasiswa prodi MBP tidak tepat waktu karena waktu pengerjaan tesis yang lebih lama dari seharusnya.
Tim kurikulum prodi MBP perlu merumuskan standard percepatan kelulusan mahasiswa, seperti perlunya mahasiswa mempunyai topic research ketika mahasiswa sudah menginjak semester 1 dan resource riset sehingga mahasiswa bisa melakukan pembimbingan riset sejak dini.
Adapun masukan dari alumni bahwa perlu ditambahkan mata kuliah mengenai teknologi articial intelegent in aquaculture mengingat perkembangan era saat ini serta pertimbangan untuk memasukkan mata kuliah mengenai fish and shrimp processing. [YFS]